Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (PERSIS) adalah klub kesebelasan yang berbasis di Surakarta. Berdiri sejak 8 November 1923, PERSIS menjadi klub sepak bola kebanggaan warga Kota Bengawan. Dikenal dengan julukan Laskar Sambernyawa, PERSIS bermarkas di Stadion Manahan dan menggunakan Stadion Sriwedari sebagai tempat latihan. Klub ini memiliki dua basis suporter besar yakni Pasoepati dan Surakartans. PERSIS memiliki catatan gemilang di masa lampau dan menjadi salah satu raksasa di kancah persepakbolaan Indonesia pada periode 1930 sampai 1940-an.
Pasca menang title Liga 2 2021, kini PERSIS kembali berlaga di kasta tertinggi sepakbola Indonesia, yaitu Liga 1. Dengan semangat baru dan slogan Sumusuping Rasa Jati, PERSIS akan merasuk kembali kepada muruah sejatinya, menjadi juara. Satu misi, menang. Satu asa, Laskar Sambernyawa berjaya.
Sastrosaksono dari klub Mars serta Raden Ngabehi Reksohadiprojo dan Sutarman dari klub Romeo menginisiasi pembentukan Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) sebagai cikal bakal klub sepak bola kebanggaan warga Solo. Didasari atas keyakinan ketiga tokoh tersebut bahwa permainan sepak bola dapat dimainkan oleh siapapun tanpa ada batasan tertentu.
VVB bereaksi atas momen Sumpah Pemuda 1928, sejak itu VVB mengubah namanya menjadi Persatuan Sepakraga Indonesia Soerakarta (PERSIS). Perubahan nama ini adalah salah satu bentuk pengejawantahan nilai perjuangan dan persatuan yang terdapat dalam isi sumpah pemuda. Secara non formal, nama PERSIS mulai digunakan klub.
Nama PERSIS diresmikan oleh klub melalui musyawarah internal dan mulai digunakan secara resmi. Kata “sepak raga” dalam kepanjangan nama PERSIS kemudian berubah menjadi sepak bola.
Nama PERSIS diresmikan oleh klub melalui musyawarah internal dan mulai digunakan secara resmi. Kata “sepak raga” dalam kepanjangan nama PERSIS kemudian berubah menjadi sepak bola.
PERSIS ikut serta dalam pembentukan federasi sepak bola PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) bersama enam klub lain yakni Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), dan Voetbalbond Indonesische Jacarta (VIJ). Terbentuknya PSSI berasal dari semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan imperialisme Belanda kala itu.
Kekuatan Laskar Sambernyawa dibuktikan dengan menjuarai kompetisi Perserikatan PSSI sebanyak tujuh kali, yakni pada 1935, 1936, 1939, 1940, 1941, 1942, dan 1943.
Setelah sekian lama meredup dari kancah persepakbolaan tanah air, stadion Sriwedari jadi saksi kemenangan Laskar Sambernyawa setelah menaklukkan Persikab Bandung sekaligus mengunci gelar juara Divisi II pada 3 Juni 1994.
PERSIS menjadi runner up Liga Divisi I dan berhasil masuk ke liga kasta tertinggi Indonesia, Divisi Utama 2007.
PERSIS bangkit menuju kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah mendapat tiket promosi sebagai juara Liga 2 2021/2022. Di partai final, Laskar Sambernyawa berhasil mengalahkan Rans Cilegon FC untuk membawa trofi Liga 2 ke Kota Solo.
Pasca Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, klub-klub sepak bola Nusantara silih berganti mengubah nama mereka dengan nuansa Bahasa Indonesia. Tak terkecuali bagi VVB yang kemudian berganti nama menjadi PERSIS pada 12 Mei 1933.
Di tahun yang sama, Tugu Kebangkitan Nasional yang menyerupai monumen berbentuk lilin di daerah Penumping diresmikan sebagai monumen peringatan 25 tahun berdirinya Boedi Oetomo dan menjadi lambang PERSIS dengan hiasan 15 bintang di belakangnya. 15 bintang yang melingkar tersebut merupakan jumlah tim internal PERSIS yang turut serta menjadi bagian dalam organisasi Laskar Sambernyawa. Sedangkan perisai yang membingkai tugu dan 15 bintang melambangkan makna kesatuan PERSIS sebagai bond sepak bola di Surakarta.
Copyright © 2024 PERSIS Solo